NAMA : REGINA LISTYA KARTIKASARI
NPM : 25210709
KELAS : 4EB20
TUGAS MINGGU PERTAMA TANGGAL 28-09-2013
1 . Pengertian Etika
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti
"timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana
cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi
mengenai standar dan penilaian moral.Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita.Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi.Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita.Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi.Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
2. Prinsip-prinsip
etika
Ada 2 prinsip etika yaitu absolutisme etika dan relativisme
etika. Kedua prinsip ini merupakan prinsip yang saling bertentangan satu
sama lain. Adanya pertentangan ini disebabkan oleh perbedaan pandangan tentang
moral. Keberadaan kedua prinsip etika ini sudah ada kira-kira sejak tahun 500
SM, para filsuf yang terkait hal ini diantaranya adalah Hecataeus, Protagoras,
dan Herodotus, berasal dari Yunani.
Absolutisme Etika
Absolutisme berasal dari dasar kata absolut yang
artinya mutlak merupakan paham yang percaya bahwa segala sesuatu yang ada itu
memiliki sifat mutlak dan universal. Dengan ini, absolutisme etika dapat
didefinisikan sebagai paham etika yang menekankan bahwa prinsip moral
itu universal, berlaku untuk siapa saja, dan di mana saja. Tidak ada tawar
menawar dalam prinsip ini, juga tidak tergantung pada adanya kondisi yang
membuat prinsip moral dapat berubah. Untuk memahami gambaran besarnya
diperhatikan contoh berikut:
- Bagaimana
pun dan apa pun alasannya membunuh adalah perbuatan tidak bermoral
- Memperkosa
adalah perbuatan yang keji dan tidak bermoral
- Mengambil
hak orang lain adalah perbuatan yang tidak bermoral
Relativisme Etika
Dasar katanya adalah relatif (berkaitan dengan …
/tergantung kepada … ). Relativisme itu sendiri berarti paham yang percaya
bahwa segala sesuatu itu bersifat tidak mutlak, mulai dari pengetahuan mau pun
prinsip. Terkait dengan istilah relativisme etika, Shomali telah memberikan
definisi yang cukup mudah dipahami yaitu “relativisme etika adalah
pandangan bahwa tidak ada prinsip moral yang benar secara universal; kebenaran
semua prinsip moral bersifat relatif terhadap budaya atau pilihan individu”(2005:33).
 Untuk memahami gambaran besar relativisme etikamaka
perhatikan contoh berikut:
- Membunuh
itu bisa benar dan juga bisa salah tergantung apa tujuan orang melakukan
pembunuhan
- Orang
Callatia memakan ayah mereka yang telah mati sebagai penghormatan dan
kebanyakan dari tanggapan kita terhadap hal itu adalah tidak bermoral.
Tetapi bagi orang Callatia membakar atau mengubur orang mati adalah
perbuatan menakutkan dan menjijikkan atau tidak bermoral
Prinsip Keindahan
Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup
penikmatan rasa senang terhadap keindahan, Misalnya dalam berpakaian, penataan
ruang, dan sebagainya .
Prinsip Persamaan
Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan
tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak
antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai
bidang lainnya.
Prinsip Kebaikan
Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu
berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini
biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat menghormati,
kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya.
Prinsip Keadilan
Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan
kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh.
Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan
proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.
Prinsip Kebebasan
Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan
individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri.
Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak
untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak
merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain.
Prinsip Kebenaran
Kebenaran biasanya digunakan dalam logika yang
muncul dari hasil pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat
dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan
masyarakat.
3 . Basis Teori Etika
Basis teori etika dibagi menjadi 4 macam, yaitu
pertama adalah etika Teleologi. Istilah teleologi berasal dari bahasa Yunani
yang artinya adalah tujuan, di mana etika teleologi mengandung arti mengenai
mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai
dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan
tersebut. Terdapat 2 aliran etika teleologi yaitu, egoisme etis dan
utilitarianisme. Egoisme etis memiliki pandangan bahwa tindakan dari setiap
manusia pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya
sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral kita sebagai manusia adalah
mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya. Egoisme ini baru menjadi
persoalan serius ketika cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan
dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg
bersifat vulgar. Sedangkan utilitarianisme yang berasal dari bahasa Latin
utilis yang berarti bermanfaat, memiliki pandangan bahwa suatu perbuatan adalah
baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja
satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam rangka pemikiran
utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah
kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.
Basis teori etika yang kedua adalah Deontologi.
Istilah dentologi berasal dari bahasa Yunani deon yang berarti kewajiban, di
mana yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan kita sebagai manusia adalah
kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang
juga merupakan salah satu teori etika yang terpenting.
Basis teori etika yang ketiga adalah Teori Hak.
Dalam pemikiran moral dewasa ini, teori hak adalah pendekatan yang paling
banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan
atau perilaku manusia. Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori
deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua
sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat
semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran
demokratis.
Basis teori etika yang ketiga adalah Teori
Keutamaan, di mana mengandung arti memandang sikap atau akhlak
seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur,
atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai
disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan
memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Contoh
keutamaan adalah kebijaksanaan, keadilan, suka bekerja keras, dan hidup yang
baik.
4 . Egoisme
Egoisme adalah cara untuk mempertahankan dan
meningkatkan pandangan yang menguntungkan bagi dirinya sendiri, dan umumnya
memiliki pendapat untuk meningkatkan citra pribadi seseorang dan pentingnya –
intelektual, fisik, sosial dan lainnya. Egoisme ini tidak memandang kepedulian
terhadap orang lain maupun orang banyak pada umunya dan hanya memikirkan diri
sendiri
Egois ini memiliki rasa yang luar biasa dari
sentralitas dari ‘Aku adalah’:. Kualitas pribadi mereka Egotisme berarti
menempatkan diri pada inti dunia seseorang tanpa kepedulian terhadap orang
lain, termasuk yang dicintai atau dianggap sebagai “dekat,” dalam lain hal
kecuali yang ditetapkan oleh egois itu.\
Teori eogisme atau egotisme diungkapkan oleh
Friedrich Wilhelm Nietche yang merupakan pengkritik keras utilitarianisme dan
juga kuat menentang teori Kemoralan Sosial. Teori egoisme berprinsip bahwa
setiap orang harus bersifat keakuan, yaitu melakukan sesuatu yang bertujuan
memberikan manfaat kepada diri sendiri. Selain itu, setiap perbuatan yang
memberikan keuntungan merupakan perbuatan yang baik dan satu perbuatan yang
buruk jika merugikan diri sendiri.
Kata “egoisme” merupakan istilah yang berasal dari
bahasa latin yakni ego, yang berasal dari kata Yunani kuno – yang masih
digunakan dalam bahasa Yunani modern – ego (εγώ) yang berarti “diri” atau
“Saya”, dan-isme, digunakan untuk menunjukkan sistem kepercayaannya. Dengan
demikian, istilah ini secara etimologis berhubungan sangat erat dengan egoisme
filosofis.
OPINI :
Menurut saya etika
sangat penting untuk kehidupan kita , kita hidup selalu di tuntut untuk
mempunyai etika yang baik . Bukan cuma di Indonesia saja yang dituntut memiliki
etika yang baik tetapi di seluruh negara di dunia ini menuntut supaya setiap
orang memiliki etika yang baik . Pada
kenyataannya pada masyarakat Indonesia etika sudah tidak ada lagi dalam
kehidupan sehari-hari mulai dari masyarakat kelas bawah sampai pada masyarakat
kelas atas yang seharusnya memiliki etika yang sangat baik kalau kita merujuk
pada tingkat pendidikannya . Akibat dari masyarakat yang sudah tidak lagi
memiliki etika munculah egoism , ini merupakan penyakit hati yang sudah turun
temurun diwariskan kepada masyarakat kita . Egois merupakan penyakit hati yang
menurut saya sangat fatal , karena jika kita telah memiliki sifat dan sikap
egois dipikiran kita hanya mau menang sendiri dan tidak peduli terhadap orang
lain . Hampir semua masyarakat Indonesia memiliki egoism , penyakit hati egoism
hanya bisa disembuhkan jika kita memiliki etika yang baik , dengan memiliki
etika kita akan lebih menghargai orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri
. Alangkah baiknya jika kita menanamkan sikap etika sejak dini sehingga jika
kita telah dewasa etika kita akan tetap baik .
SUMBER :
http://id.wikipedia.org/wiki/Profesi